Terbaru - Sejarah Proses Masuk Dan Berkembangnya Hindu-Budha Di Indonesia
Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu Budha di Indonesia - Selain masa penjajahan yang panjang dikala Indonesia ingin merdeka, ada pula agama agama yang mulai berkembang di Indonesia. Pada masa perdagangan di Indonesia agama Hindu Budha mulai masuk dengan membawa kebudayaan kebudayaan masing masing. Orang orang India mulai aktif dalam perdagangan sebab mereka ingin membuatkan serta mengembangkan agama yang telah mereka anut. Tak hanya itu mereka juga tertarik dengan kekayaan Indonesia yang melimpah seakan-akan cengkih, perak, emas, maupun lada. Hal tersebut mampu diketahui dari pernyataan Claudius Ptolomeus yang berasal dari Yunani. Sejak masa ke 5 Masehi proses perkembangan tersebut telah terjadi. Dengan masuknya pedagang pedagang dari luar negerilah yang membuat Indonesia mengenal dan memahami kebudayaan serta agama yang mereka bawa.
Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu Budha di Indonesia
Indonesia mempunyai majemuk agama dengan kebudayaan yang dimiliki oleh agama masing masing. Namun walaupun keberagaman tersebut Indonesia tetap hidup rukun dan saling menghargai. Salah satu agama dan kebudayaan yang masuk ialah agama Hindu Budha. Awal terjadi masuknya hindu budha ketika perdagangan menuju Indonesia. Kali ini saya akan menjelaskan proses masuk dan berkembangnya Hindu Budha di Indonesia. Untuk lebih jelasnya eksklusif saja kita simak dibawah ini.
Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu Budha di Indonesia
Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu Budha di Indonesia |
Proses Masuknya Hindu Budha di Indonesia
Pada awal masehi terdapat kerjasama antara dua negara yang memiliki peradaban serta ekonomi yang tinggi. Untuk tidak menyianyiakan negara mereka masing masing maka diadakannya kerjasama dalam bidang perdagangan maupun ekonomi dengan baik. Negara tersebut ialah negara Cina serta negara India. Jalur perdagangan yang terjadi antara kedua negara tersebut sanggup dilakukan melalui jalur darat maupun jalur laut. Jalur laut yang dilalui antara Cina dengan India dapat disebut dengan Selat Malaka. Selat tersebut berada bersahabat dengan Indonesia sehingga Indonesia mendapatkan laba dari perdagangan Cina India tersebut. Indonesia berada diantara jalur silang dua samudera serta dua benua. Dengan posisi tersebut maka laba yang dapat diperoleh Indonesia mencakup dapat mempunyai kesempatan dalam melakukan perdagangan yang bersifat Intenasional, sering kedatangan negara negara luar menyerupai Arab, Cina, India maupun Persia, pergaulan antar negara semakin berkembang, serta masuknya pegaruh Hindu Budha dengan kebudayaan masing masing. Indonesia ikut andil dalam perdagangan tersebut sehingga menjadikan kebudayaan serta agama yang mereka anut dapat tercampurnya budaya yang telah ada.
Ada pula teori yang berdasarkan para jago yang menyatakan proses masuknya budaya Hindu Budha di Indonesia yang mencakup: - Teori Ksatria
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang merupakan tokoh pendukung dalam teori ini. Di dalam teori ini budaya maupun agama Hindu Budha disebarkan dan dikembangkan oleh ksatria ksatria. Pada jaman dahulu dalam negara India terdapat peperangan antara masyarakat satu dengan masyaraat lain. Peperangan tersebut menimbulkan kejenuhan serta kekalahan bagi beberapa orang. Orang orang yang mengalami kekalahan tersebut kemudian pergi meninggalkan negaranya sebab aib. Bahkan orang orang tersebut juga berada dan menetap di Indonesia. Orang orang tersebutlah yang kemudian membangun kelompok baru serta mengembangkannya di Indonesia. Hal tersebutlah yang menciptakan agama serta budaya Hindu Budha dapat masuk dan menyebar di Indonesia. - Teori Brahmana
Teori ini telah dikemukakan dan didukung oleh Van Leur. Tokoh tersebut menyatakan kelompok brahmanalah yang telah mengembangkan agama dan budaya Hindu Budha yang terdapat di Indonesia. Bahkan brahmana juga diundang dan dipercaya penguasa negara Indonesia dalam mengangkat raja serta memimpin proses keagamaannya pula.
- Teori Waisya
Tokoh mahir yang mengemukakan teori ini ialah N.J. Krom. Teori ini mulai disebarkan oleh kaum kaum waisya. Para kaum inilah yang telah berbagi Hindu Budha di Indonesia. Tak hanya penyebaran saja namun mereka juga mempunyai hubungan baik antara pengusaha dengan rakyat. Karena kekerabatan inilah yang menciptakan agama serta budaya Hindu Budha dapat tersebar. - Teori Sudra
Teori ini menceritakan bahwa kaum sudra telah dibuang dalam peperangan yang terjadi di negara India. Hal tersebut telah dinyatakan oleh Von Van Faber. Kemudian kelompok sudralah yang memiliki prosentase yang besar dalam penyebaran Hindu Budha di Indonesia. Hal tersebut bermula dikala kelompok sudra meninggalkan India karena mengikuti jejak kelompok Waisya - Teori Arus Balik
Tidak hanya para mahir saja yang ikut andil dalam penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia. Selain hal tersebut diduga masyarakat Indonesia juga mempelajari dan memahami agama serta budaya Hindu Budha tersebut. Dalam mempelajari agama tersebut diluar negeri mereka membentuk sebuah perkumpulan yang mampu disebut Sanggha. Mereka mempelajari setiap detil Hindu Budha yang berkembang sesudah mereka telah paham kemudian kembali menuju negara Indonesia lagi. Penyebaran Hindu Budha tersebut kemudian masuk di Indonesia. Hal tersebut merupakan Teori Arus Balik.
Selain teori tersebut saya juga akan membahas mengenai agama Hindu dan agama Budha tersebut. Anda mampu menyimaknya dibawah ini:
1. Agama Hindu Agama Hundu terdapat di negara India semenjak tahun 1500 SM. Mereka juga mengajarkan ajarannya berdasarkan Kitab Weda. Kitab Weda terdapat empat Samhit(penggalan) yang meliputi Reg Weda (lagu pujian kepada yang kuasa), Yajur Weda (mantera dalam upacara keselamatan), Sama Weda (suara nyanyian yang bersifat suci), dan Atharwa Weda (doa yang berfungsi dalam menyembukan penyakit). Selain Kitab Weda agama Hindu mempunyai kitab lain yang juga penting menyerupai Kitab Upanishad (ajaran dalam mengikuti banyak dewa/Polytheisme) dan Kitab Brahmana (bekerjasama dengan sesaji dalam upacara). Dalam Polytheisme terdapat tingkatan tuhan yang disebut Trimurti yaitu Dewa Bramana merupakan dewa tertinggi yang disebut dewa Pencipta, Dewa Wisnu yang memelihara dan melindungi pengikut pengikutnya, serta Dewa Siwa merupakan tuhan terendah yang merusak merusak nikmat yang telah diciptakan oleh dewa pencipta.
Dalam agama Hindu juga terdapat Dewa Indra atau Dewa Air sebagai penurun hujan dan Dewa Agni atau Dewa Api. Orang orang juga menganggap beberapa tempat suci seperti sungai Gangga yang sanggup menghilangkan dosa dosa yang telah dibentuk oleh umat umat Hindu sehingga mereka nanti akan dapat menuju Nirwana. Selain itu juga ada tempat Benares yang merupakan bersemayamnya dewa Siwa. Kaum Hindu juga membedakan masyarakat menjadi empat kasta yaitu Kasta Brahmana berisi pendeta pendeta, Kasta Ksatria berisi para aristokrat dan raja maupun keluarganya, Kasta Waisya berisi pedagang menengah dan pengikutnya, serta Kasta Sudra berisi buruh kecil, budak dan petani. Adapula Kaum Candala yang merupakan pelanggar aturan aturan kasta tersebut dan dikeluarkan dari golongan kasta tadi.
2. Agama Budha Pada tahun 531 SM mulai berkembanglah agama Budha yang telah dibawa oleh Sidharta Gautama. Sidharta Gautama memiliki ayah sebagai raja yaitu Sudhodana serta memiliki ibu bernama Dewi Maya. Kitab yang digunakan oleh agama Budha ialah Kitab Tripitaka yang menggunakan bahasa Poli yang berarti Tiga Keranjang. Kitab tersebut mengandung beberapa makna mirip Sutrantapittaka yang merupakan pemikiran serta larangan yang terdapat dalam Budha, Winayapittaka yang merupakan peraturan serta eksekusi bagi pemeluk agama Budha, dan Abdhidarmapittaka yang merupakan wacana hal yang berkaitan dengan agama Budha. Dalam mencapai Nirwana orang Budha harus melakukan kebenaran (Astavidha) yang mencakup niat, pandangan, perkataan, penghidupan, perbuatan, usaha, bersemedi dan perhatian yang dilakukan dengan benar.
Serta harus melakukan kewajiban Tiga Kebaikan (Tri Dharma) seolah-olah Budha yang dilakukan ialah berbakti pada sang Budha, Dharma yang berisi fatwa yang harus diikuti, dan Sangga yang merupakan kebaktian terhadap pemeluk Budha lainnya. Agama Budha dapat dibagi menjadi dua yaitu Budha Mahayana yaitu pengikut yang saling bekerja sama dan tolong menolong untuk hingga ke nirwana dan Budha Hinayana yaitu masing masing harus berusaha sendiri untuk dapat sampai ke surga serta semua orang sanggup hingga kesana. Adapula tempat tempat yang dianggap suci yang meliputi Kapilawastu (tempat Budha dilahirkan), Bodh Gaya (tempat semedi untuk menerima Bodhi), Benares (tempat pertama kali Budha mengembangkan ajarannya), dan Kusinagara (tempat ketika Budha meninggal)
- Teori Ksatria
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang merupakan tokoh pendukung dalam teori ini. Di dalam teori ini budaya maupun agama Hindu Budha disebarkan dan dikembangkan oleh ksatria ksatria. Pada jaman dahulu dalam negara India terdapat peperangan antara masyarakat satu dengan masyaraat lain. Peperangan tersebut menimbulkan kejenuhan serta kekalahan bagi beberapa orang. Orang orang yang mengalami kekalahan tersebut kemudian pergi meninggalkan negaranya sebab aib. Bahkan orang orang tersebut juga berada dan menetap di Indonesia. Orang orang tersebutlah yang kemudian membangun kelompok baru serta mengembangkannya di Indonesia. Hal tersebutlah yang menciptakan agama serta budaya Hindu Budha dapat masuk dan menyebar di Indonesia.
- Teori Brahmana
Teori ini telah dikemukakan dan didukung oleh Van Leur. Tokoh tersebut menyatakan kelompok brahmanalah yang telah mengembangkan agama dan budaya Hindu Budha yang terdapat di Indonesia. Bahkan brahmana juga diundang dan dipercaya penguasa negara Indonesia dalam mengangkat raja serta memimpin proses keagamaannya pula.
- Teori Waisya
Tokoh mahir yang mengemukakan teori ini ialah N.J. Krom. Teori ini mulai disebarkan oleh kaum kaum waisya. Para kaum inilah yang telah berbagi Hindu Budha di Indonesia. Tak hanya penyebaran saja namun mereka juga mempunyai hubungan baik antara pengusaha dengan rakyat. Karena kekerabatan inilah yang menciptakan agama serta budaya Hindu Budha dapat tersebar.
- Teori Sudra
Teori ini menceritakan bahwa kaum sudra telah dibuang dalam peperangan yang terjadi di negara India. Hal tersebut telah dinyatakan oleh Von Van Faber. Kemudian kelompok sudralah yang memiliki prosentase yang besar dalam penyebaran Hindu Budha di Indonesia. Hal tersebut bermula dikala kelompok sudra meninggalkan India karena mengikuti jejak kelompok Waisya
- Teori Arus Balik
Tidak hanya para mahir saja yang ikut andil dalam penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia. Selain hal tersebut diduga masyarakat Indonesia juga mempelajari dan memahami agama serta budaya Hindu Budha tersebut. Dalam mempelajari agama tersebut diluar negeri mereka membentuk sebuah perkumpulan yang mampu disebut Sanggha. Mereka mempelajari setiap detil Hindu Budha yang berkembang sesudah mereka telah paham kemudian kembali menuju negara Indonesia lagi. Penyebaran Hindu Budha tersebut kemudian masuk di Indonesia. Hal tersebut merupakan Teori Arus Balik.
Selain teori tersebut saya juga akan membahas mengenai agama Hindu dan agama Budha tersebut. Anda mampu menyimaknya dibawah ini:
1. Agama Hindu
Agama Hundu terdapat di negara India semenjak tahun 1500 SM. Mereka juga mengajarkan ajarannya berdasarkan Kitab Weda. Kitab Weda terdapat empat Samhit(penggalan) yang meliputi Reg Weda (lagu pujian kepada yang kuasa), Yajur Weda (mantera dalam upacara keselamatan), Sama Weda (suara nyanyian yang bersifat suci), dan Atharwa Weda (doa yang berfungsi dalam menyembukan penyakit). Selain Kitab Weda agama Hindu mempunyai kitab lain yang juga penting menyerupai Kitab Upanishad (ajaran dalam mengikuti banyak dewa/Polytheisme) dan Kitab Brahmana (bekerjasama dengan sesaji dalam upacara). Dalam Polytheisme terdapat tingkatan tuhan yang disebut Trimurti yaitu Dewa Bramana merupakan dewa tertinggi yang disebut dewa Pencipta, Dewa Wisnu yang memelihara dan melindungi pengikut pengikutnya, serta Dewa Siwa merupakan tuhan terendah yang merusak merusak nikmat yang telah diciptakan oleh dewa pencipta.
Dalam agama Hindu juga terdapat Dewa Indra atau Dewa Air sebagai penurun hujan dan Dewa Agni atau Dewa Api. Orang orang juga menganggap beberapa tempat suci seperti sungai Gangga yang sanggup menghilangkan dosa dosa yang telah dibentuk oleh umat umat Hindu sehingga mereka nanti akan dapat menuju Nirwana. Selain itu juga ada tempat Benares yang merupakan bersemayamnya dewa Siwa. Kaum Hindu juga membedakan masyarakat menjadi empat kasta yaitu Kasta Brahmana berisi pendeta pendeta, Kasta Ksatria berisi para aristokrat dan raja maupun keluarganya, Kasta Waisya berisi pedagang menengah dan pengikutnya, serta Kasta Sudra berisi buruh kecil, budak dan petani. Adapula Kaum Candala yang merupakan pelanggar aturan aturan kasta tersebut dan dikeluarkan dari golongan kasta tadi.
2. Agama Budha
Pada tahun 531 SM mulai berkembanglah agama Budha yang telah dibawa oleh Sidharta Gautama. Sidharta Gautama memiliki ayah sebagai raja yaitu Sudhodana serta memiliki ibu bernama Dewi Maya. Kitab yang digunakan oleh agama Budha ialah Kitab Tripitaka yang menggunakan bahasa Poli yang berarti Tiga Keranjang. Kitab tersebut mengandung beberapa makna mirip Sutrantapittaka yang merupakan pemikiran serta larangan yang terdapat dalam Budha, Winayapittaka yang merupakan peraturan serta eksekusi bagi pemeluk agama Budha, dan Abdhidarmapittaka yang merupakan wacana hal yang berkaitan dengan agama Budha. Dalam mencapai Nirwana orang Budha harus melakukan kebenaran (Astavidha) yang mencakup niat, pandangan, perkataan, penghidupan, perbuatan, usaha, bersemedi dan perhatian yang dilakukan dengan benar.
Serta harus melakukan kewajiban Tiga Kebaikan (Tri Dharma) seolah-olah Budha yang dilakukan ialah berbakti pada sang Budha, Dharma yang berisi fatwa yang harus diikuti, dan Sangga yang merupakan kebaktian terhadap pemeluk Budha lainnya. Agama Budha dapat dibagi menjadi dua yaitu Budha Mahayana yaitu pengikut yang saling bekerja sama dan tolong menolong untuk hingga ke nirwana dan Budha Hinayana yaitu masing masing harus berusaha sendiri untuk dapat sampai ke surga serta semua orang sanggup hingga kesana. Adapula tempat tempat yang dianggap suci yang meliputi Kapilawastu (tempat Budha dilahirkan), Bodh Gaya (tempat semedi untuk menerima Bodhi), Benares (tempat pertama kali Budha mengembangkan ajarannya), dan Kusinagara (tempat ketika Budha meninggal)
Perkembangan Hindu Budha di Indonesia
Hindu Budha masuk ke Indonesia dengan membawa pengaruh dalam kehidupan warga Indonesia. Hal tersebut menciptakan budaya serta agama dapat berubah dan ditambah lagi. Hal tadi membuat beberapa perubahan dan penambahan budaya menyerupai : - Sosilal yang mencakup perubahan tata kehidupan yang berupa adanya tingkatan kasta.
- Kepercayaan yaitu agama yang mereka anut tanpa melupakan iman nenek moyang.
- Kebudayaan yang mengenalkan goresan pena kepada rakyat Indonesia serta menghasilkan budaya budaya lain seakan-akan seni sastra, bangunan candi, dan kisah kisah Epos Mahabarata dan Ramayana.
- Ekonomi yang pengaruhnya tidak terlalu besar alasannya sebelumnya rakyat Indonesia telah mengenal perekonomian perdagangan serta pelayaran.
- Agama yang merubah kepercayaan dinamisme serta animisme menjadi Hindu Budha sehingga tata krama sanggup terkendali.
- Arsitektur yang berisi cara pembuatan bangunan maupun candi.
- Pemerintahan yang berisi kepercayaan bahwa orang terkuatlah yang mampu dijadikan kepala suku menyerupai dalam kerajaan Tarumanegara, Kutai maupun Sriwijaya.
- Sastra yaitu mirip kisah mahabarata dan ramaya yang telah dibuat sebelumya sehingga anak muda Indonesia dapat membuat karya sastra lain seperti kisah sutasoma, arjunawiwaha dan masih banyak lagi.
- Bahasa yang memperkenalkan bahasa Sansekerta maupun Pallawa yang telah dibuktikan dalam inovasi inovasi prasasti jaman dahulu.
Berkembangnya Hindu Budha juga menghasilkan kerajaan kerajaan yang telah bergaya Hindu Budha mirip kerajaan Kutai yang terdapat di Jawa, kerajaan Salakanagara, kerajaan Sunda Galuh, kerajaan Tarumanegara, kerajaan Mataram Hindu, kerajaan Kalingga, kerajaan Kediri, kerajaan Singasari, kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Melayu Dharmasraya. Selain itu proses masuk serta perkembangan Hindu Budha juga meninggalkan beberapa peninggalan kerajaan yang telah berdiri menyerupai: Baca juga : Sejarah Pembentukan BPUPKI Lengkap
1. Seni Bangunan Seni bangunan tersebut juga menghasilkan candi candi yang bergaya Hindu Budha dari beberapa kerajaan. Kerajaan tersebut meninggalkan candi yang berbeda beda seperti:
Seni Bangunan (Candi)
- Peninggalan Kerajaan Mataram Lama
Candi yang bergaya Hindu seakan-akan candi Gunung Wukir (sebelah timur wilyah Muntilan), candi Dieng (di daerah Wonosobo), candi Selogriyo (dikaki Gunung Sumbing), candi Pringapus (sebelah timur Gunung Sundoro), candi Gedong Songo (dilereng Gunung Ungaran), candi Perot dan candi Argopuro (dilereng Gunung Sumbing), candi Ijo (didekat candi Prambanan), candi Gebang dan candi Sambisari (akrab kota Yogyakarta), serta candi Lorojonggrang atau candi Prambanan (perbatasan Yogyakarta dengan Klaten). Selain itu ada pula candi yang bergaya Budha seperti candi Borobudur dan candi Mendut (Magelang), candi Kalasan (Sleman), candi sari (akrab candi kalasan), candi Sajiwan dan candi Banyunibo (dekat candi Prambanan), candi Plaosan dan candi Sewu (akrab candi Prambanan), candi Bubrah dan candi Lumbung (erat candi Prambanan), candi ngawen (Muntilan) serta candi Pawon (Magelang). - Peninggalan Kerajaan Medang
Peninggalan candi kerjaan ini meliputi candi Lor (Nganjuk), candi Songgoroti (Batu Malang), candi Gunung Gangsir (Bangil), candi Belahan, candi Sumber Nanas (Blitar) dan Pertapaan Pucangan (di Gunung Penanggungan). - Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya juga meninggalkan beberapa candi mencakup candi Muara Takus (Riau), candi Gunung Tua (Sumut). - Peninggalan Kerajaan Singasari
Berupa candi Kidal (Malang), candi Jawi (dekat Pringen), candi Singasari (Malang), dan candi Jago (Malang). - Peninggalan Kerajaan Majapahit
Majapahit mempunyai candi candi peninggalan yaitu candi Rimbi (Mojokerto), candi Simping, candi Panggih, candi Surawana (Kediri), candi Kalicilik (Blitar), candi Tigawangi (Pare), candi Pari (Porong), candi Jabung (Kraksaan Probolinggo), candi Tikus (Mojokerto), candi Panataran (Blitar), candi Brahu (Mojokerto), candi Samentar (Blitar), serta candi Sukuh (Karanganyar). - Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan berupa Candi Badut (Malang).
- Peninggalan Kerajaan Bali berupa candi Gunung Kawi (Tampaksiring)
2. Seni Rupa
Seni Rupa (Relief)
Hasil dari seni rupa yang dihasilkan dari perkembangan Hindu Budha di Indonesia ialah seni relief. Relief merupakan karya seni yang berupa pengisian bidang yang terdapat pada dinding candi . Seperti halnya pada candi Borobudur terdapat relief karmawibbhangga dan pada candi Prambanan terdapat relief Ramayana, relief Kresnayana, relief Jajaghu, relief Surowono dan relief Panataran.
3. Seni Patung
Seni Patung
Pada peninggalan perkembangan Hindu Budha yang masuk di Indonesia juga menghasilkan seni patung yang biasanya merupakan patung Dewa Dewi.
4. Seni Sastra
Seni Sastra
Seni sastra juga telah ditinggalkan oleh beberapa kerajaan. Kerajaan tersebut menyerupai Kerajaan Kediri menghasilkan karya sastra Baratayudha, Hariwangsa, Gatotkacasraya, Wratasancaya, Smaradhana, dan Krenayana. Adapula Kerajaan Majapahit dengan hasil karya sastraya yaitu Kertagama, Sutasoma, Sundayana, serta karya sastra berupa kitab Sorandoko.
Demikianlah penjelasan mengenai proses masuk dan berkembangna Hindu Budha di Indonesia. Dengan adanya agama serta budaya gres yang dibawa oleh Hindu Budha dapat membuat keberagaman peninggalan serta karya lainnya yang terdapat di Indonesia. Semoga artikel ini sanggup bermanfaat. Terima kasih.
Hindu Budha masuk ke Indonesia dengan membawa pengaruh dalam kehidupan warga Indonesia. Hal tersebut menciptakan budaya serta agama dapat berubah dan ditambah lagi. Hal tadi membuat beberapa perubahan dan penambahan budaya menyerupai :
- Sosilal yang mencakup perubahan tata kehidupan yang berupa adanya tingkatan kasta.
- Kepercayaan yaitu agama yang mereka anut tanpa melupakan iman nenek moyang.
- Kebudayaan yang mengenalkan goresan pena kepada rakyat Indonesia serta menghasilkan budaya budaya lain seakan-akan seni sastra, bangunan candi, dan kisah kisah Epos Mahabarata dan Ramayana.
- Ekonomi yang pengaruhnya tidak terlalu besar alasannya sebelumnya rakyat Indonesia telah mengenal perekonomian perdagangan serta pelayaran.
- Agama yang merubah kepercayaan dinamisme serta animisme menjadi Hindu Budha sehingga tata krama sanggup terkendali.
- Arsitektur yang berisi cara pembuatan bangunan maupun candi.
- Pemerintahan yang berisi kepercayaan bahwa orang terkuatlah yang mampu dijadikan kepala suku menyerupai dalam kerajaan Tarumanegara, Kutai maupun Sriwijaya.
- Sastra yaitu mirip kisah mahabarata dan ramaya yang telah dibuat sebelumya sehingga anak muda Indonesia dapat membuat karya sastra lain seperti kisah sutasoma, arjunawiwaha dan masih banyak lagi.
- Bahasa yang memperkenalkan bahasa Sansekerta maupun Pallawa yang telah dibuktikan dalam inovasi inovasi prasasti jaman dahulu.
Berkembangnya Hindu Budha juga menghasilkan kerajaan kerajaan yang telah bergaya Hindu Budha mirip kerajaan Kutai yang terdapat di Jawa, kerajaan Salakanagara, kerajaan Sunda Galuh, kerajaan Tarumanegara, kerajaan Mataram Hindu, kerajaan Kalingga, kerajaan Kediri, kerajaan Singasari, kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Melayu Dharmasraya. Selain itu proses masuk serta perkembangan Hindu Budha juga meninggalkan beberapa peninggalan kerajaan yang telah berdiri menyerupai:
Baca juga : Sejarah Pembentukan BPUPKI Lengkap
1. Seni Bangunan
Seni bangunan tersebut juga menghasilkan candi candi yang bergaya Hindu Budha dari beberapa kerajaan. Kerajaan tersebut meninggalkan candi yang berbeda beda seperti:
Seni Bangunan (Candi) |
- Peninggalan Kerajaan Mataram Lama
- Peninggalan Kerajaan Medang
Peninggalan candi kerjaan ini meliputi candi Lor (Nganjuk), candi Songgoroti (Batu Malang), candi Gunung Gangsir (Bangil), candi Belahan, candi Sumber Nanas (Blitar) dan Pertapaan Pucangan (di Gunung Penanggungan).
- Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya juga meninggalkan beberapa candi mencakup candi Muara Takus (Riau), candi Gunung Tua (Sumut).
- Peninggalan Kerajaan Singasari
Berupa candi Kidal (Malang), candi Jawi (dekat Pringen), candi Singasari (Malang), dan candi Jago (Malang).
- Peninggalan Kerajaan Majapahit
Majapahit mempunyai candi candi peninggalan yaitu candi Rimbi (Mojokerto), candi Simping, candi Panggih, candi Surawana (Kediri), candi Kalicilik (Blitar), candi Tigawangi (Pare), candi Pari (Porong), candi Jabung (Kraksaan Probolinggo), candi Tikus (Mojokerto), candi Panataran (Blitar), candi Brahu (Mojokerto), candi Samentar (Blitar), serta candi Sukuh (Karanganyar).
- Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan berupa Candi Badut (Malang).
- Peninggalan Kerajaan Bali berupa candi Gunung Kawi (Tampaksiring)
2. Seni Rupa
Seni Rupa (Relief) |
Hasil dari seni rupa yang dihasilkan dari perkembangan Hindu Budha di Indonesia ialah seni relief. Relief merupakan karya seni yang berupa pengisian bidang yang terdapat pada dinding candi . Seperti halnya pada candi Borobudur terdapat relief karmawibbhangga dan pada candi Prambanan terdapat relief Ramayana, relief Kresnayana, relief Jajaghu, relief Surowono dan relief Panataran.
3. Seni Patung
Seni Patung |
Pada peninggalan perkembangan Hindu Budha yang masuk di Indonesia juga menghasilkan seni patung yang biasanya merupakan patung Dewa Dewi.
4. Seni Sastra
Seni Sastra |
Seni sastra juga telah ditinggalkan oleh beberapa kerajaan. Kerajaan tersebut menyerupai Kerajaan Kediri menghasilkan karya sastra Baratayudha, Hariwangsa, Gatotkacasraya, Wratasancaya, Smaradhana, dan Krenayana. Adapula Kerajaan Majapahit dengan hasil karya sastraya yaitu Kertagama, Sutasoma, Sundayana, serta karya sastra berupa kitab Sorandoko.
Belum ada Komentar untuk "Terbaru - Sejarah Proses Masuk Dan Berkembangnya Hindu-Budha Di Indonesia"
Posting Komentar