Terbaru - Macam-Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Inovatif

Model Pembelajaran Kurikulum 2013 - matematrick.com
Selamat datang di matematrick.com. Kali ini kita akan membahas lebih jauh wacana macam macam model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Seperti kita ketahui bersama bahwa tahun pelajaran 2020/2020 ini semua sekolah serentak mulai memakai kurikulum 2013. Nah, untuk menyampaikan citra dan embel-embel wawasan, terutama bagi para guru yang gres kali ini sekolahnya menerapkan kurikulum 2013, kali ini akan saya coba sajikan goresan pena mengenai model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. 

Kita mulai dulu dengan mengingat dan memahami kembali pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis (sintaks), pengaturan, dan budaya. 
Dalam bahasa lain, suatu kegiatan pembelajaran disebut model pembelajaran jikalau memenuhi keempat faktor ini: 

  1. Ada kajian ilmiah dari penemu atau ahlinya
  2. Ada tujuan yang ingin dicapai
  3. Ada urutan tingkah laku yang spesifik (ada sintaksnya)
  4. Ada lingkungan yang perlu diciptakan supaya tindakan/kegiatan pembelajaran tersebut mampu berlangsung secara efektif.

 Kali ini kita akan membahas lebih jauh tentang macam macam model pembelajaran yang sesuai Terbaru -  Macam-Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Inovatif
Macam macam model pembelajaran kurikulum 2013

Ada tiga jenis model pembelajaran yang paling sering disebut-sebut di dalam kurikulum 2013 yakni:

  1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
  2. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
  3. Model Pembelajaran Berbasis Projek
Untuk mengetahui lebih lengkap tentang ketiga model pembelajaran di atas, sudah pernah saya postingkan di sini : Model pembelajaran Kurikulum 2013

Selanjutnya kita akan membahas macam-macam model pembelajaran kurikulum 2013 inovatif lainnya, yang mungkin sudah erat di telinga dan tanpa sadar sudah mengaplikasinnya di dalam kelas anda.
Model pembelajaran inovatif berarti model pembelajaran tersebut bersifat gres. Namun, bukan berarti model pembelajaran tersebut gres saja ditemukan. Inovatif dalam hal ini sanggup diartikan sebagai model pembelajaran yang “baru bagi kita”. Misalnya ada model pembelajaran A. Sepanjang selama ini kita sama sekali belum pernah mencobakan model pembelajaran A tersebut di kelas, maka model pembelajaran X tersebut merupakan model pembelajaran yang inovatif bagi kita.

Macam Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Inovatif

1. Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)

Model pembelajaran Problem Posing adalah suatu model pembelajaran yang mengharuskan para
siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal secara mampu berdiri diatas kaki sendiri.

Sintaks model pembelajaran Problem Posing (Pengajuan Soal)

  1. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa. Disarankan memakai alat peraga untuk memperjelas konsep.
  2. Guru menawarkan latihan soal secukupnya.
  3. Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, tetapi siswa tersebut harus bisa menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok.
  4. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru meminta siswa untuk menyajikan soal dan penyelesaiannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menentukan siswa lain secara selektif untuk mengerjakan soal dari temannya menurut bobot soal yang diajukan oleh siswa.
  5. Guru menyampaikan kiprah rumah secara individual.
Ada tiga tipe model pembelajaran Problem Posing yang dapat dipilih yaitu:

1. Problem Posing tipe Pre Solution Posing
Pada model pembelajaran ini siswa diminta menciptakan pertanyaan dan jawabannya berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh guru sebelumnya. Kaprikornus, yang diketahui pada soal itu dibuat guru,
sedangkan siswa membuat pertanyaan dan jawabannya sendiri.
Contoh:
Diketahui: Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm (dibuat guru).
Hitunglah:….. (siswa membuat pertanyaan dan jawabannya sendiri).

2) Problem Posing tipe Within Solution Posing
Pada model pembelajaran siswa diminta berbagi pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan yang relevan dengan pertanyaan guru.
Contoh:
Diketahui: Sistem Persamaan Linier dalam Dua Variabel:
2x – y = 9 dan x + 3y = 8.
Hitunglah nilai 3x + 2y.  (dibuat guru).
Siswa harus bisa mengubah soal tersebut di atas menjadi menyerupai berikut ini.
Diketahui: Sistem Persamaan Linier dalam Dua Variabel:
2x – y = 9 dan x + 3y = 8.
a. Tentukan nilai x.
b. Tentukan nilai y.
c. Hitunglah nilai 3x + 2y.

3) Problem Posing tipe Post Solution Posing
Pada model pembelajaran ini siswa diminta menciptakan soal yang sejenis dan menantang, menyerupai yang dicontohkan oleh guru. Jika guru dan siswa siap, maka siswa mampu diminta untuk mengajukan soal yang menantang dan variatif pada pokok bahasan yang diterangkan guru. Selain itu siswa juga harus sanggup menemukan jawabannya. 
(akan tetapi ingat, jika siswa gagal menemukan jawabannya, maka guru merupakan nara sumber utama bagi siswanya. Kaprikornus, guru harus benar-benar menguasai materi).


Kelebihan model pembelajaran Problem Posing:

1) Dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas berguru siswa.
2) Efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Meningkatkan kemandirian.
4) Menyenangkan dan meningkatkan motivasi.

Kelemahan model pembelajaran Problem Posing:

1) Tak semua siswa mampu mengajukan soal dan penyelesaiannya.
2) Guru harus menguasai materi secara mantap sebab jikalau siswa gagal menjawab, maka guru harus bertindak sebagai nara sumber.

2. Model Pembelajaran RME (Realistik Mathematics Education)

Model pembelajaran RME ini mempunyai karakteristik:
1) Menggunakan konteks real (dikaitkan dengan kehidupan aktual) sebagai titik tolak mencar ilmu matematika.
2) Menekankan penyelesaian secara informal sebelum menggunakan cara formal atau menggunakan rumus.
3) Ada upaya mengaitkan sesama topik dalam pelajaran matematika.
4) Menghargai keberagaman jawaban siswa dan kontribusi siswa.

Sintaks penerapan Model Pembelajaran RME:
  • Sebelum suatu materi pokok diberikan, siswa diberikan kegiatan terpola (mampu lewat pengamatan gambar/grafik, alat peraga, workkshop mini, permainan, atau 1-2 soal kontekstual/realistik) yang mengarahkan semoga siswa mampu menemukan atau membangun pengetahuannya sendiri. Semua kegiatan yang dirancang tersebut dapat dikerjakan oleh para siswa secara informal atau coba-coba berdasarkan apresiasi/intuisi atau cara spesifik siswa (alasannya ialah materi atau algoritma soal tersebut belum diberikan oleh guru kepada siswa).
  • Guru mengamati/menilai/memeriksa hasil pekerjaan siswa. Guru perlu menghargai keberagaman jawaban siswa.
  • Guru dapat meminta 1 atau 2 siswa untuk mendemonstrasikan temuannya (cara menyelesaikannya) di depan kelas.
  • Dengan tanya jawab, guru sanggup mengulangi jawaban siswa, supaya siswa yang lainnya mempunyai gambaran yang terang ihwal pola pikir siswa yang telah menyelesaikan soal tersebut.
  • Setelah itu, guru baru menerangkan materi pokok pendukung soal yang gres saja dibahas (atau kegiatan yang baru saja dilakukan), termasuk memperlihatkan gosip wacana algoritma yang sempurna untuk menyelesaikan soal/problem yang diberikan tersebut.
  • Dengan kegiatan ini, diharapkan para siswa pada balasannya sanggup membangun pengetahuannya sendiri. Tetapi, guru tetap perlu menawarkan aba-aba secukupnya jikalau hal itu memang diperlukan.

3. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD

 Model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions) merupakan model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan secara heterogen yang melibatkan legalisasi tim
dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. 
Inti kegiatan dalam STAD yakni sebagai berikut. 
(1) Mengajar: Guru mempresentasikan materi pelajaran. 
(2) Belajar dalam Tim: siswa belajar melalui kegiatan kerja dalam tim/kelompok mereka dengan dipandu oleh Lomba Kompetensi Siswa, untuk merampungkan materi pelajaran. 
(3) Pemberian Kuis: siswa mengerjakan kuis secara individual dan siswa tidak boleh bekerja sama. (4) Penghargaan: pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam kuis.

Langkah–langkah (sintaks) Model Pembelajaran STAD

  • Pada pertemuan sebelumnya guru sudah meminta para siswa untuk mempelajari suatu pokok bahasan yang segera akan dibahas, di rumah masing-masing.
  • Pada awal pembelajaran guru membentuk kelompok belajar yang heterogen dan mengatur daerah duduk siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka.
  • Guru membagikan Lomba Kompetensi Siswa. Setiap kelompok diberi 2 set saja.
  • Anjurkan agar setiap siswa dalam kelompok dapat mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa secara berpasangan dua-dua atau tigaan. Kemudian saling mengecek pekerjaannya di antara sobat dalam pasangan atau tigaan itu.
  • Bila ada siswa yang tidak dapat mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa, sahabat 1 tim/kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada temannya yang tidak bisa tadi.
  • Berikan kunci Lomba Kompetensi Siswa supaya siswa sanggup mengecek pekerjaannya sendiri.
  • Bila ada pertanyaan dari siswa, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada sahabat satu kelompok sebelum mengajukannya kepada guru.
  • Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok.
  • Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru wacana kendala yang dialami anggota kelompoknya dalam mengisi LKS. Jika diharapkan, guru sanggup memperlihatkan pemberian kepada kelompok secara proporsional.
  • Ketua kelompok harus sanggup memutuskan bahwa setiap anggota telah memahami, dan sanggup mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa yang diberikan guru.
  • Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator jikalau diperlukan.
  • Setelah selesai mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa secara tuntas, berikan kuis kepada seluruh siswa. Para siswa dihentikan bekerja sama dalam mengerjakan kuis. Setelah siswa selesai mengerjakan kuis, langsung dikoreksi untuk melihat hasil kuis.
  • Berikan penghargaan kepada siswa yang benar, dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Berilah akreditasi/pujian kepada prestasi tim.
  • Guru memperlihatkan tugas/PR secara individual kepada para siswa ihwal pokok bahasan yang sedang dipelajari.
  • Guru bisa membubarkan kelompok yang dibuat dan para siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing.
  • Guru sanggup menyampaikan tes formatif, sesuai dengan TPK/kompetensi yang ditentukan.
Demikianlah beberapa tumpuan macam-macam model pembelajaran kurikulum 2013 yang inovatif yang dapat anda praktekkan di kelas anda. Sebenarnya ada banyak model pembelajaran inovatif lainnya, mungkin akan saya bahas di postingan berikutnya. Terima kasih sudah membaca sampai tuntas, semoga ada manfaat yang sanggup diambil. Salam.

Belum ada Komentar untuk "Terbaru - Macam-Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Inovatif"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel