✔ Pola Lk-9 Best Practice Sd Tahun 2019

Contoh laporan lembar kerja (LK) 9 best practice SD dibutuhkan oleh setiap guru wali kelas yang ikut diklat PKP berbasis Zonasi sebagai refferensi.

laporan LK-9 ini yakni kiprah penting yang harus dibentuk oleh penerima diklat PKP 2019, Dimana laporan ini harus disediakan dalam dua versi yaitu soft copy dan hard copy.

Contoh Cover Judul Laporan Best practice

versi kesatu yaitu soft copy dibentuk dalam bentuk file kemudian diunggah sebagai tagihan portofolio di lms pkp. Dan versi kedua yaitu hard copy dibentuk dalam print out dalam bentuk makalah satu rangkap dan dijilid untuk dilaporkan ke guru inti.

Dalam penulisan nya laporan best practice terkadang berbeda dari sisi sistematika, akan tetapi substansinya sama, yaitu menceritakan ihwal pengalaman terbaik dalam menuntaskan duduk kasus yang dihadapi dalam pembelajaran atau pengelolaan layanan pendidikan di sebuah satuan pendidikan.
Bagi guru yang ingin menciptakan laporan ini, berikut kami berikan pola LK-9 best practice SD dengan format yang sesuai dengan sistematika secara umum.

Contoh Laporan LK-9 Best practice SD Kelas tinggi

Contoh dibawah ini merupakan laporan best practice kelas 4 SD, silahkan dijadikan refferensi untuk pembuatan lembar kerja kelas lainnya.

DAFTAR ISI


JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

BIODATA PENULIS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Jenis kegiatan

C. Manfaat kegiatan


BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan sasaran

B. Bahan/materi kegiatan

C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan

D. Alat/instrumen

E. Waktu dan daerah kegiatan


BAB III HASIL KEGIATAN


BAB IV  SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

B. Rekomndasi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN



HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran Hewan dan Lingkuangan melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Discoveri Learning di SD N 1 SUMBER REJO Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung.
Nama : ...........
Asal Sekolah : SD ............
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari : selasa
Tanggal         : 15 Oktober 2019


..............


..............
NIP ..............

BIODATA PENULIS

1 Nama ..............
2 NIP         ..............
3 NUPTK ..................
4 Jabatan ..............
5 Pangkat / ..............
6 Tempat / Tanggal Lahir ..............
7 Jenis Kelamin ..............
8 Agama ..............
9 Pendidikan Terakhir ..............v
10 Unit Kerja ..............
11 Alamat ..............


Sumber Rejo , ..............
Penulis



.............. 

KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memperlihatkan karuniaNya sehingga
penulis sanggup menuntaskan 15 Oktober 2019

Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak mendapatkan proteksi dan bimbingan dari banyak sekali pihak. Oleh alasannya itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat
2. Kepala SD Negeri 1 Sumber Rejo yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
3. Semua rekan guru di SD Negeri 1 Sumber Rejo yang telah memberi proteksi selama proses penelitian hingga dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
4. Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memperlihatkan kekuatan dalam setiap langkah.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memperlihatkan proteksi berupa apapun dalam menuntaskan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh alasannya itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb

..............r, ..............

Penulis




..............

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS). Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Sekolah Menengah Pertama yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, sanggup terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status pengakuan sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UNIUSBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Salah satu model pembelaj aran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 yakni Model Discovery/Inquiry Learning. Model pembelajaran penyingkapan penemuan (Discovery/inquiry Learning) yakni memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk kesudahannya hingga kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri yakni the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert
B. Sund dalam Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelaj aran tematik terpadu dengan Model Discovery/Inquiry Learning., penulis menemukan bahwa proses dan hasil berguru siswa meningkat. Lebih elok dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika Model Discovery/Inquiry Learning. ini diterapkan pada kelas IV yang larn ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Oleh alasannya itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai acara best practice berjudul ""Implementasi pembelajaran Hewan dan Lingkuangan melalui pendekatan saintfik dengan model pembelajaran discovery /inquiry learning mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Sumber Rejo tahun pedoman 2019 / 2020.


B. JENIS KEGIATAN

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui DirektoratJenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berfikir tingkat tinggi yakni proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, menciptakan kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru professional.

Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diperlukan sanggup meningkatkan pembelajaran. Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan Dasar yang dalam hal ini akan melibatkan KKG SD dan MGMP SMP. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan Tinggi dan banyak sekali pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini


C. MANFAAT KEGIATAN

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerla guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Sekolah Menengah Pertama yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, sanggup terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragamin mutu pendidikan di lingkungan terdeka! menyerupai status pengakuan sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk berbagi bahan dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berikut beberapa manfaat PKP bagi siswa, guru dan sekolah.

1. Bagi siswa

  • Siswa akan lebih agresif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
  • Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
  • Terkontrolnya tingkah laris positif siswa.
  • Menciptakan suasana kelas yang aman dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
  • Meningkatkan hasil berguru siswa. 

2. Bagi guru

  • Memperluas wawasan.
  • Meningkatkan profesional kerja.
  • Meningkatkan kiprah guru sebagai Fasilisator.
  • Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
  • Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

3. Bagi Sekolah

  • Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain.
  • Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
  • Mengembangkan talenta untuk tercapainya visi dan misi sekolah.


BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN
1. Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi.
2. menginspirasiguru untuk berbagi bahan dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

SASARAN
Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG)TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Sekolah Menengah Pertama yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk berbagi materidan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang kita lakukan.


B. BAHAN DAN MATERI

Bahan / Materi Kegiatan

Bahan yang dipakai dalam praktik baik pembelajaran ini yakni bahan kelas IV untuk tema Hewan dan Lingkuangan berikut ini

Ilmu Pengetahuan Alam

3.1

3.8 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bab badan pada binatang dan tumbuhan
Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya


4.1

4.8 
Menyajikan laporan hasil pengamatan ihwal bentuk dan fungsi bab badan binatang dan tumbuhan
Melakukan acara upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya


C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Metode
1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam proses pembelajaran.
2. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang mencakup mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi kiprah guru dalam melaksanakan pembelajaran kurun 21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses berguru mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan memakai model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) semoga tujuan pembelajaran tercapai.Pembelajaran kurun 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memperlihatkan kecakapan kurun 21- kepada penerima didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan {4} Creative and lnnovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4 {mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan hingga HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran kurun 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui banyak sekali pembinaan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diperlukan bisa mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran kurun 21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual bergotong-royong bukan hal yang gres bagi guru. Secara sadar ataupun tidak bergotong-royong sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang bisa mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

D. Alat/lnstrumen

Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun diperlukan untuk
memakai atau berbagi mode-model pembelajaran yang lebih variatif semoga pembelajaran lebih, menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, diadaptasi dengan KKO yang telah ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang dipakai bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan "bagaimana?". Berdasarkan kepada hal tersebut, maka guru harus banyak membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, semoga siswa terbiasa mengasah nalar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif.
Media pembelajaranyang dipakai dalam praktik terbaik ini yakni (a) pola Hewan dan Lingkuangan melalui gambar atau video (b) buku guru dan buku siswa kelas IV K13 Revisi Instrumen yang dipakai dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil berguru siswa dengan memakai uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

Waktu kegiatan
Best practice ini dilaksanakan pada tanggal..............

BAB III HASIL KEGIATAN

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin berkualitas dalam  melaksanaan acara pembelajaran. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang mencakup mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakan pembelajaran kurun 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses berguru mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan memakai model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) semoga tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran kurun 21secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memperlihatkan kecakapan kurun 2l kepada penerima didik, yaiu 4C yang meliputi: (l) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan hingga HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalanrangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui banyak sekali pembinaan atau bimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama ini diperlukan bisa mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk, pembelajaran kurun 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual bergotong-royong bukan hal yang gres bagi guru. Secara sadar ataupun tidak bergotong-royong sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang bisa mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

Masalah yang dihadapi terutama yakni belum terbiasanya siswa berguru degan model discovery learning. Dengan tujuan untuk menerima nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapr ulangan (penilaian) sehabis menerima klarifikasi guru melalui ceramah. Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learnng. sanggup menciptakan mereka lebih meguasai bahan pembelajaran, guru memberi klarifikasi sekilas ihwal apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat berguru berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills HOTS).

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas sanggup ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS alasannya sanggup meingkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penlusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,  literasi, dan kecakapan kurun 21.


B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery
learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melaksanakan penemuan pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.Halini akan menciptakan pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diperlukan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teorj. Kemampuan berguru degan cara ini akan membantu siswa menguasai bahan secara lebih mendalam dan lebih tahan usang (tidak gampang lupa)
3. Sekolah, terutama kepala sekolah sanggup mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, menyerupai penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain ihwal pembelajaran HOTS.


Download Contoh Laporan LK-9 Best Practice SD, Disini

Demikian yang bisa kami berikan terkait laporan lk-9 best practice SD Tahun 2019, Semoga bisa menjadi refferensi.

Belum ada Komentar untuk "✔ Pola Lk-9 Best Practice Sd Tahun 2019"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel