Terbaru - Biografi Ibnu An-Nafis Tokoh Ilmuwan Penemu Peredaran Darah Manusia

Biografi Ibnu an-Nafis Tokoh Ilmuwan Penemu Peredaran Darah dalam tubuh Manusia - Ibnu an-Nafis merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam badan manusia. Penggambaran kontemporer proses ini telah bertahan. Khususnya, ia merupakan orang pertama yang diketahui telah mendokumentasikan sirkuit paru-paru. Secara besar-besaran karyanya tak tercatat hingga ditemukan di Berlin pada 1924. Biografi  Tokoh Ilmuwan kali ini yaitu Ibnu an-Nafis, Beliau adalah  Ala-al-din debu Al-Hassan Ali bin Abi-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi, yang dikenal sebagai Ibn al-Nafis lahir pada tahun 1213 di Damaskus. Dia hadir di Rumah Sakit Medical College ( Bimaristan Al-Noori) di Damaskus. Selain obat-obatan, Ibn al-Nafis belajar ilmu aturan, sastra dan teologi. Ia menjadi seorang hebat di sekolah hukum Syafi'i dan mahir dokter.

Pada tahun 1236, Al-Nafis pindah ke Mesir. Dia bekerja di Rumah Sakit Al-Nassri, dan kemudian di Rumah Sakit Al-Mansouri, di sana ia menjadi kepala dokter dan dokter eksklusif Sultan. Ibn al-Nafis meninggal pada 17 Desember 1288 (umur 74-75) di Kairo. Sumber lain menyampaikan wafat pada 11 Dzulqaidah tahun 678 H ( 17 Desember 1288 M) dan ada juga yang menyampaikan, dia wafat pada tahun 696 H (1297 M). Ketika meninggal ia menyumbangkan rumah, perpustakaan dan klinik miliknya ke Rumah Sakit Mansuriya. *Baca Biografi Ibnu Ahmad Al-Biruni Tokoh Ilmuan Astronom Persia


Tulisan-goresan pena

Yang paling tebal dari buku-bukunya yakni Al-Shamil fi al-Tibb, yang direncanakan menjadi sebuah ensiklopedia yang terdiri dari 300 volume, tapi tidak selesai lantaran Ibnu al-Nafis terlebih dahulu meninggal dunia. Naskah ini tersedia di Damaskus.

Bukunya wacana oftalmologi sebagian besar adalah hasil karya asli dari Ibnu al-Nafis. Bukunya yang paling populer adalah Ringkasan Hukum (Mujaz al-Qanun). Buku populer lainnya yaitu tentang imbas diet kesehatan, berjudul Kitab al-Mukhtar fi al-Aghdhiya.

Al-Risalah al-Kamiliyyah fil Siera al-Nabawiyyah, diterjemahkan di Barat dengan judul Theologus Autodidactus.

Ia juga menulis sejumlah komentar pada topik aturan dan kedokteran. Komentarnya terdapat satu di buku karya Hippocrates, dan beberapa bukukarya Avicenna "The Canon of Medicine". Selain itu, ia menulis sebuah komentar pada buku Hunayn Ibn Ishaq.


Karya

• Syarh Tasyrih Al-Qanun Sebuah buku yang berisi kumpulan dari buku pertama dan ketiga dari buku"Al-Qanun" karya Ibnu Sina yang membahas tentang anatomi. Dalam buku "Syarh Tasyrih Al-Qanun" ini, Ibnu An-Nafis menguraikan apa yang ditulis oleh Ibnu Sina di dalam buku "Al-Qanun" serta menyebutkan beberapa kesalahan Ibnu Sina. Buku ini telah menguatkan inovasi Ibnu An-Nafis tentang sirkulasi darah kecil sebagaimana yang kita paparkan sebelumnya.
• Al-Mujaz Fi Ath-Thib Buku ini merupakan ringkasan dari buku "Al-Qanun" karya Ibnu Sina. Ibnu An-Nafis membagi buku ini kepada empat cuilan; Pertama, kaidah-kaidah kedokteran (teori dan praktek). Kedua, makanan dan obat-obatan. Ketiga, penyakit organ tubuh. Keempat, penyakit yang pada umumnya menjangkiti semua organ badan.
• Syarh Mufradat Al-Qanun
• Al-Muhdzib Fi Al-Kuhl
• Tafsir Al `Ilal Wa Asbab Al-Amradh
• AI-Mukhtar Min Al-Aghdziah
• Mausu'ah Asy-Syamil Fi Ath-Thib Ketika hendak menulis buku ini, Ibnu An-Nafis berniat untuk menjadikannya sebagai buku referensi besar yang meliputi delapan ratus juz. Namun belum lagi buku tersebut rampung dan hanya tinggal delapan puluh juz lagi, dia telah menemui ajalnya. Meskipun demikian, apa yang ditulisnya menujukkan kedalaman ilmu dan kecemerlangan pemikirannya.

Penemuan sirkulasi paru-paru

Pada tahun 1924, seorang dokterMesir, Muhyo Al-Deen Altawi, menemukan naskah berjudul, " Commentary on Anatomi di Avicenna Canon " di Perpustakaan Negara Prusia di Berlin dikala mempelajari sejarah kedokteran Arab di Fakultas Kedokteran Universitas Albert Ludwig di Jerman. Script ini mencakup secara rinci topik anatomi, patologi, dan fisiologi. Ini ialah deskripsi awal ihwal sirkulasi paru-paru

Dokter berkewarganegaraan Mesir, Muhyiddn At-Tathawi, yang diutus ke Jerman menemukan manuskrip buku tersebut di salah satu perpustakaan Jerman. Di dalam buku ini ditegaskan secara niscaya bahwa Ibnu An-Nafis telah berhasil menemukan sirkulasi darah kecil (Pulmonary Circulation). Selanjutnya dokter Mesir ini mempelajari manuskrip karya Ibnu An-Nafis dan membandingkannya dengan riset-riset kedokteran modern. Hasil kajiannya ia tuangkan ke dalam sebuah buku yang diberi judul "Ad-Daurah Ad-Damawiyah Tab'an Li Al-Qurasyi. "

Kemudian, seorang ilmuwan Jerman yang berprofesi sebagai dokter dan orientalis, Mairhov mempelajari manuskrip Ibnu An-Nafis, ia menyimpulkan pendapat yang memperkuat kebenaran pendapat Dr. At-Tathawi, yaitu Ibnu An-Nafis yakni penemu sirkulasi darah kecil yang pertama. Demikianlah Ibnu An-Nafis mendapatkan akreditasi secara resmi setelah sekian lama beliau tidak diakui.


Peredaran darah menurut Ibnu An-Nafis

Ibnu Nafis menyebutkan bahwa peradaran darah ke hati dilakukan melalui urat darah halus yang tersebar di seluruh serpihan hati dan bukan di jantung sebelah kanan saja. Ini merupakan bukti bahwa Ibnu Nafis menemukan sirkulasi darah di pembuluh darah jantung (coronary arteries). Ibnu Nafis berani mengungkapkan penemuannya ini sekalipun bertentangan dengan pendapat Ibnu Sina.

Ibnu An-Nafis menegaskan bahwa darah mengalir dari hati ke paru-paru untuk mendapat udara dan bukan untuk memberi makan paru-paru, sebagaimana kesimpulan itu diyakini secara umum di kalangan semua dokter pada masanya.

Ibnu An-Nafis menyebutkan adanya korelasi antara urat darah halus dan pembuluh darah di paru-paru yang berfungsi mengalirkan darah, akan tetapi penemuan ini diklaim oleh seorang dokter Italia, Matteo Colombo (1516-1559 M), sebagai penemuannya.  *Baca Biografi Sir Abdullah Yusuf Ali - Penerjemah Al Qur'an Ke Bahasa Inggris

Ibnu An-Nafis berkesimpulan bahwa pembuluh darah pada kedua paru-paru hanya berisi darah saja, dan beliau menafikan adanya udara di dalamnya atau endapan sebagaimana yang diyakini oleh Gelenus.

Ibnu An-Nafis menyebutkan bahwa dinding urat darah halus pada kedua paru-paru lebih tebal dari pada dinding dinding pembuluh darah, sebab ia terdiri dari dua lapisan. Namun yang sangat disayangkan, sejarawan Eropa menyampaikan bahwa ini ditemukan oleh Serveto. Kita masih meragukan ini, sebab sanggup jadi dia mengutipnya dari Ibnu An-Nafis atau dari salah seorang yang mengutip darinya tanpa menyebutkan sumbernya.

Ibnu An-Nafis menafikan adanya lubang apapun pada dinding pemisah antara kedua belahan hati. Kesimpulan ini sesuai dengan kedokteran modern.


Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_al-Nafis

Bagikan Artikel ini